Bismillahirrahmaanirrahiim,
وَمِنْ
آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا
وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ
يَتَفَكَّرُونَ .
Artinya : “Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
(QS. Ar Ruum : 21)
Setelah sekian lama vakum,
akhirnya pengen nambah tulisan juga di blog ini. Kali ini pengen cerita singkat
aja tentang alih status dari yang dulunya lajang menjadi "married" a.k.a.
(red-alias) menikah.
Awal tahun 2016, alhamdulillah status berubah menjadi MENIKAH.
Alhamdulillaah ya Rabb, Engkau rangkul kami dalam ikatan halal bernama NIKAH. Bersama
dia wanita yang telah lama aku kenal. Wanita yang pada pandangan pertama hatiku
bergumam, “Subhaanallah, ya Rabb, kelihatannya dia cocok banget jadi isteriku”.
Tanya kenapa?, jawabannya “Gak tahu”. Chemistry-nya dapat, dan Grrrrrrr-nya berantakan (bahasa stand up comedy sekarang). Hehe. Ya mengalir
begitu saja.
Segalanya pun berubah. Status ini memang menghendaki
perubahan yang signifikan. Telah ada teman hampir dalam 24 jam setiap harinya. Dari
bangun tidur sampai mau tidur kembali. Semua
dilewati berdua, berembuk, berencana, memutuskan, sampai dengan berantem dan
merajuknya juga. (hehe)
Keromantisan dan keharmonisan berumah tangga pun kami
rangkai berdua. Kalau kebanyakan pasangan buat foto prewedding, kami justru
buat foto post-wedding di Hutan Bakau-Sei Rampah, persis sehari setelah acara
ijab qabul di rumah sepupu abangda terhormat Hasan Hrp di Laut Dendang-Medan.
Acara
ijab qabul-nya pun punya cerita sendiri. Untuk meminta izin acara digelar di
rumah itu, kami berdua memberanikan diri datang dan berdiskusi dengan abang
sepupu dan kakak (isteri dari abang sepupu) serta ucok-ucokku di sana. Ini
perlu agar keluargaku dan keluarga calon isteriku tidak perlu menempuh
perjalanan jauh Padang Lawas-Subulussalam yang kalau dihitung-hitung bisa 2
hari 2 malam perjalan, dan tentunya karena hasil kesepakatan antara keluarga
juga.
Setelah ACC, hari H pun tiba. Dan alhamdulillah moment
berucap ijab qabul pun dapat dilakukan hanya dengan sekali saja. Terasa ada gemuruh
besar di dalam dada pasca mengucapkan janji itu. Sambil berdoa, mata pun mulai berlinang,
hampir menitikkan air mata. Senyum dan tangis dipendam di dalam saja, karena agak
malu (ja’im) dilihat keluarga, saksi-saksi dan orang yang berhadir saat itu.
Sayang sungguh sayang, moment tersebut tidak terekam video karena terlupa. Bahkan rekaman video ponsel pun tidak ada sama sekali. Kalau teringat itu, kami berdua sering saling bertatapan sambil meyakinkan satu sama lain bahwa SEBENAR-BENAR BUKTI DAN SAKSI IKATAN HALAL KITA ADALAH ALLAH SWT.
Sayang sungguh sayang, moment tersebut tidak terekam video karena terlupa. Bahkan rekaman video ponsel pun tidak ada sama sekali. Kalau teringat itu, kami berdua sering saling bertatapan sambil meyakinkan satu sama lain bahwa SEBENAR-BENAR BUKTI DAN SAKSI IKATAN HALAL KITA ADALAH ALLAH SWT.
Yaa Rahmaan, Yaa
Rahiim,
Pemilik segala
kemuliaan, pemilik segala pujian yang tak ternilai, Kami makhluk dha’if
membuat janji di hadapan-Mu, beribadah dengan saling mencintai karena-Mu. Bantulah
mengeratkan jalinan yang terikat ini, memberkatinya dan mempertahankan-nya
hingga jasad tak ber-ruh lagi. Amiin.