Di tengah ramainya pemberitaan
penggandaan uang oleh Kanjeng Dimas, riuhnya dugaan penistaan agama oleh Cagub
DKI petahana dan penantian vonis hakim kepada Jessica Kumala Wongso, aku dan
istri mengikuti Jalan santai dalam rangka HUT ke-71 TNI Republik Indonesia di Duri-Mandau.
Hehe...ya, ketiga berita di atas
sering menghiasi layar kaca setiap televisi dinyalakan. Aku dan istri lebih
sering sepaham dibanding berbeda paham menanggapi setiap berita tersebut. Beda
halnya saat Ortu nelepon dari kampung, Bapak dan Mamak sering berdebat karena lain
pemahaman. Baik lah, kita tinggalin
ngomongin berita berat gituan. Biar lah proses hukum berjalan dengan tetap
memantau gimana akhirnya nanti.
Kembali ke Topik, HUT 71 TNI RI di
Duri-Mandau.
Sebelumnya aku dan istri di
setiap weekend pasti mengusahakan
olahraga jogging, atau jalan santai. Lebih sering melakukannya di dalam
kompleks CPI (chevron pacific indonesia), soalnya suasanya Asri banget dan tersedia rute jogging berikut indikator meter yang menandakan seberapa
jauh jarak kita tempuh. Tapi di akhir minggu kami sering juga ‘bangkong’, hehe.
Ya kami bantai tidur sampai siang, gara-gara itu pernah sampai lupa masak nasi.
Hari kamis lalu saat
istri pulang ke rumah dia bercerita. Tadi ada spanduk di
Simpang pokok jengkol tentang Jalan Santai bersama TNI dalam rangka HUT TNI
ke-71 hari minggu nanti (9 Okt 2016) di wilayah Koramil 04 Mandau. Terus dianya bilang ada banyak doorprize yang akan diberikan kepada peserta jalan santai tersebut. Aku pun merespon dengan semangat. Hitung-hitung
olahraga sambil dapat rezeki, kan man tahu ya...
Soalnya seingatku, belum pernah
sekalipun sebelumnya dapat doorprize di
acara-acara begituan. Ya, waktu kuliah S2 di Semarang dulu, hampir setiap
minggu pagi aku ikut senam aerobik di depan toko Ace Hardware simpang Lima. Di acara
itu dibagiin nomor kupon sebagai tiket peluang mendapatkan doorprize yang ada. Hehe...apes
deh, gak pernah dapat.
Dulunya waktu kuliah S1 di USU Medan pernah iseng ikut kuis di radio SmartFM, dan nomorku terpilih mendapatkan merchandise. Senang banget waktu itu. Tapi aku gak ambil hadiahnya karena gak nemu alamat kantor radionya. Terakhir ya dibiarin gitu aja.
Dulunya waktu kuliah S1 di USU Medan pernah iseng ikut kuis di radio SmartFM, dan nomorku terpilih mendapatkan merchandise. Senang banget waktu itu. Tapi aku gak ambil hadiahnya karena gak nemu alamat kantor radionya. Terakhir ya dibiarin gitu aja.
Jadi saat acara HUT TNI kemarin berasa banget ada kepengen dapat doorprize, apalagi
hadiahnya banyak dan menarik. Ada snack, payung, big box plastic, setrika, rice
cooker, dispenser, kompor gas, smartphone, mesin cuci, kulkas, dan sepeda gunung polygon.
Dalam hati, kami ingin sekali mendapatkan kompor gas dan sepeda gunung, karena yang lainnya sudah ada di rumah. Jadi dimulai lah acara, ada beberapa kata sambutan hingga pelepasan peserta jalan santai. Istri langsung mengajak aku ambil posisi di depan. Katanya biar cepat kembali dan cepat dapat kuponnya. Jadi lah wajah kami berdua kena jepretan wartawan saat pelepasan itu.
Dalam hati, kami ingin sekali mendapatkan kompor gas dan sepeda gunung, karena yang lainnya sudah ada di rumah. Jadi dimulai lah acara, ada beberapa kata sambutan hingga pelepasan peserta jalan santai. Istri langsung mengajak aku ambil posisi di depan. Katanya biar cepat kembali dan cepat dapat kuponnya. Jadi lah wajah kami berdua kena jepretan wartawan saat pelepasan itu.
Aku dapat nomor kupon 0812 dan
istri 0117, jalan pun dimulai. Kami berselfi ria dan mengambil foto satu sama
lain saat jalan santai tersebut. Rute yang ditempuh kali ini dimulai dari pokok
jengkol -> Jalan Sudirman -> Jalan Pertanian -> Jalan Hang tuah ->
kembali ke pokok jengkol. Sebelumnya panitia menginstruksikan, kupon nantinya
harus mendapat cap/stempel “PPM” saat peserta berada di persimpangan Jalan
Pertanian dan Hang tuah sebagai tanda kupon yang sah.
Sambil jalan, kami
melihat ada peserta lain yang dapat kupon banyak, sekitar 4-5 lembar gitu. Aku pun
berkata sama istri, “Lihat tuh, kok bisa dapat segitu banyak ya Dek?. Besar
kali lah peluang dia dapat doorprize nanti”. Tapi istri kalem aja membalas, “Memang besar peluangnya, tapi kalau memang rezeki gak dicatat di atas sana, ya tetap aja gak dapat. Kalau kita jujur aja, satu orang satu kupon, kan niatnya olahraga bukan untuk dapetin hadiah”.
Dalam hatiku, tumben bijak banget istriku ini. Jarang banget dia sebijak itu,
padahal dia lagi ngos-ngosan plus keringat tampak bercucuran. Aku sendiri belum ada keringat sama sekali.
Berikutnya, kupon kami pun dapat
stempel dari panitia. Terus jalan dan jalan terus sampai akhirnya kami tiba
kembali di lapangan pokok jengkol. Alhamdulillah nya, begitu sampai kami
melihat aneka sarapan sehat terhidang di atas meja secara gratis. Ada pisang
rebus, ubi jalar rebus, kacang tanah rebus dan air mineral. Tanpa basa-basi,
kami ambil deh itu makanan dengan proporsi (masih) wajar. Hehe. Sayangnya peserta
yang belakangan tiba tidak mendapatkan menu sarapan sehat itu, ya tentu saja
karena laris manis.
Hari semakin terik, kami pun
mengambil tempat duduk dingin (terlindung dari cahaya matahari) di dekat
panggung utama. Tidak terasa sarapan pagi itu habis begitu saja, soalnya aku suka
banget terutama sama pisang rebus nya. Apalagi setelah menempuh jarak yang
lumayan jauh, ya pasti lapar juga.
Saat yang dinanti pun tiba, MC membacakan
nomor kupon terpilih sebagai penerima doorprize
mulai hadiah kecil hingga utama. Beberapa petinggi diminta untuk mengaduk dan
mencabut kupon dari kotak kaca di atas panggung.
10 kupon pertama pun dibacakan, terus 10 kupon kedua, lalu 10 kupon ketiga, kami berdua masih nihil. Dalam hati agak sedikit was-was karena hadiah semakin sedikit, dan tentu saja peluang mendapatkannya pun semakin kecil.
Setelah pembacaan 10 kupon ketiga tadi, MC meminta sekitar 10 ibu-ibu berjoget ria di depan panggung untuk dapatkan 10 buah smartphone. Hadiah akan diberikan pada siapa yang jogetnya paling semangat. Kami dan penonton lain pun heboh melihat joget ibu-ibut itu. Banyak yang tertawa, tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat tingkah ibu-ibu itu. Sungguh tidak disangka, beberapa ibu berjoget begitu liar dan vulgar mengimbangi goyang ngebor-nya Inul Daratista, ditambah pujian dan sahutan MC yang semakin menambah kehebohan.
Sesekali aku istighfar, tapi begitu terlihat lagi aku malah ketawa senyum-senyum dan mengalihkan pandangan pada istri, dan ternyata istri pun senyum geleng-geleng kepala melihat jogetan maut tersebut. Haha...
10 kupon pertama pun dibacakan, terus 10 kupon kedua, lalu 10 kupon ketiga, kami berdua masih nihil. Dalam hati agak sedikit was-was karena hadiah semakin sedikit, dan tentu saja peluang mendapatkannya pun semakin kecil.
Setelah pembacaan 10 kupon ketiga tadi, MC meminta sekitar 10 ibu-ibu berjoget ria di depan panggung untuk dapatkan 10 buah smartphone. Hadiah akan diberikan pada siapa yang jogetnya paling semangat. Kami dan penonton lain pun heboh melihat joget ibu-ibut itu. Banyak yang tertawa, tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat tingkah ibu-ibu itu. Sungguh tidak disangka, beberapa ibu berjoget begitu liar dan vulgar mengimbangi goyang ngebor-nya Inul Daratista, ditambah pujian dan sahutan MC yang semakin menambah kehebohan.
Sesekali aku istighfar, tapi begitu terlihat lagi aku malah ketawa senyum-senyum dan mengalihkan pandangan pada istri, dan ternyata istri pun senyum geleng-geleng kepala melihat jogetan maut tersebut. Haha...
Oke, skip skip... hadiah smartphone
pun dibagikan kepada ibu-ibu yang terpilih. Berikutnya MC memberikan hadiah
kompor gas, dispenser, rice cooker, mesin cuci hingga bersisa 2 hadiah lagi di
atas panggung yaitu 1 kulkas (semula 3 kulkas) dan 1 buah sepeda gunung. Kami pun
semacam hopeless melihat kenihilan
itu. Apa mungkin dengan 2 hadiah tersisa salah satunya ada rezeki kami.
Lalu MC meminta perwakilan UPTD Dispenda Mandau mengambil 1 kupon untuk hadiah kulkas. Aku pun tertegun, sesekali melihat istri yang ternyata menunduk sedari tadi sambil memainkan smartphone-nya. Dalam hati aku melafalkan doa setelah shalat Dhuha, “kalau rezeki, keluarkan lah ya Allah..dst..dst..”. Setalah diaduk dan diaduk, terambillah satu kupon tersebut. Perlahan dibacakan, “Kosong.....Satu.....Satu.....????”,
Jantungku berdegup kencang mendengarnya dan sangat berharap setelahnya adalah ‘Tujuh’. Sementara istri masih tetap menunduk. Mereka membacakan ulang dan meminta peserta jalan santai melihat kembali nomor kuponnya,
“Kosong.....Satu.....Satu.....Tujuh”.
Yeeeeeee Alhamdulillah....aku tiba-tiba berdiri kegirangan dan langsung memegang tangan istri.
“Dek...ayo maju ke depan, nomor adek itu...!!!” kataku penuh semangat. Sontak istri pun terkejut bukan main, begitu girang dan nampak terburu-buru naik ke atas panggung. Dia menunjukkan potongan kuponnya dan Alhamdulillah, itu memang rezeki kami. Alhamdulillah...Alhamdulillah....
Lalu MC meminta perwakilan UPTD Dispenda Mandau mengambil 1 kupon untuk hadiah kulkas. Aku pun tertegun, sesekali melihat istri yang ternyata menunduk sedari tadi sambil memainkan smartphone-nya. Dalam hati aku melafalkan doa setelah shalat Dhuha, “kalau rezeki, keluarkan lah ya Allah..dst..dst..”. Setalah diaduk dan diaduk, terambillah satu kupon tersebut. Perlahan dibacakan, “Kosong.....Satu.....Satu.....????”,
Jantungku berdegup kencang mendengarnya dan sangat berharap setelahnya adalah ‘Tujuh’. Sementara istri masih tetap menunduk. Mereka membacakan ulang dan meminta peserta jalan santai melihat kembali nomor kuponnya,
“Kosong.....Satu.....Satu.....Tujuh”.
Yeeeeeee Alhamdulillah....aku tiba-tiba berdiri kegirangan dan langsung memegang tangan istri.
“Dek...ayo maju ke depan, nomor adek itu...!!!” kataku penuh semangat. Sontak istri pun terkejut bukan main, begitu girang dan nampak terburu-buru naik ke atas panggung. Dia menunjukkan potongan kuponnya dan Alhamdulillah, itu memang rezeki kami. Alhamdulillah...Alhamdulillah....
Setelah duduk kembali, kami tidak
habis-habisnya saling berpandangan. Tersenyum dengan perasaan yang dag dig dug, tak menentu karena begitu
senangnya. Berikutnya, MC pun membacakan penerima hadiah sepeda gunung yang
ternyata diperoleh salah seorang personel TNI sendiri.
Setelah acara ditutup, seluruh peserta pun bubar. Beberapa diantaranya ada yang tampak kecewa. Aku dan istri kemudian membawa hadiah kulkas tersebut menggunakan oplet/angkot yang kebutulan ngetem dekat situ. Akhirnya sesampainya di rumah, kami berdua bersorak kegirangan.
Tidak lupa kami bebarengan sujud syukur kepada Allah karena mendapat doorprize kulkas, yang menurut kami tergolong besar. Istri bercerita, ternyata sewaktu menunduk tadi dia juga berdoa senada dengan doa setelah shalat Dhuha itu. Tanpa aba-aba atau kesepakatan apapun, ternyata di saat yang berdekatan itu kami memanjatkan doa yang sama. Dan Alhamdulillah... Syukur kami kepada Rabb atas rezeki ini.
Setelah acara ditutup, seluruh peserta pun bubar. Beberapa diantaranya ada yang tampak kecewa. Aku dan istri kemudian membawa hadiah kulkas tersebut menggunakan oplet/angkot yang kebutulan ngetem dekat situ. Akhirnya sesampainya di rumah, kami berdua bersorak kegirangan.
Tidak lupa kami bebarengan sujud syukur kepada Allah karena mendapat doorprize kulkas, yang menurut kami tergolong besar. Istri bercerita, ternyata sewaktu menunduk tadi dia juga berdoa senada dengan doa setelah shalat Dhuha itu. Tanpa aba-aba atau kesepakatan apapun, ternyata di saat yang berdekatan itu kami memanjatkan doa yang sama. Dan Alhamdulillah... Syukur kami kepada Rabb atas rezeki ini.
Terimakasih kami haturkan kepada Tentara
Nasional Indonesia (TNI) RI, yang pada ulang tahunnya ke 71 memberikan kami doorprize gede perdana di umur kami.
Semoga makin dekat dengan masyarakat, dan menularkan virus semangat patriotisme
kepada kami semua. Jaya lah TNI...
“Bersama Masyarakat, TNI Kuat!”
Terimakasih juga pada sponsor Hotel Grand Zuri Duri yang menyediakan doorprize
ini. Semoga barakah dan bermanfaat untuk kami.....Aminn.