Ada beberapa kalimat dalam film Endless Love (2014) yang
menginspirasi dan memantapkan mentalku menuju hubungan yang lebih serius dengan
calon pasangan hidup.
Memang tetap saja ada scene-scene yang tidak patut dan
terkesan lebay dalam film ini. Walau agak
sedikit klise, namun setidaknya
percakapan Hugh (ayah si cewek) dengan David (si cowok) dapat diambil pelajaran
ketika kita benar-benar serius dengan calon kita.
Percakapan di bagian ini merupakan pertanyaan yang sering
kali dikhawatirkan para orangtua terhadap anaknya, terutama di saat putera
mereka menyampaikan niat untuk menikah, -hehe..curcol-.
Berikut kira-kira dialognya (dengan editan bahasa yang lebih
akrab):
Orangtua : “Nak,
kami tahu kok cinta itu memang indah. Tapi bukan hanya itu yang kau butuhkan
nantinya. Kau juga perlu hal-hal lain seperti makan, kosmetik isteri, asuransi dan
hal yang tidak romantis lainnya, seperti minjam uang kesana-kesini”.
Dan dengan elegan dan percaya diri si Pria menjawab :
“Aku paham Pak, Mak. Aku
yakin, kelak aku akan mendapatkan semua itu, walau tidak akan pernah persis seperti
yang Bapak Mamak punya. Tapi aku juga sangat yakin cinta akan datang lebih
dahulu. Pada akhirnya, apa yang lebih penting dari itu?.
Buat apa aku menjalani
‘serba kecukupan’ dengan sesorang yang tidak aku cintai. Cinta sejati dengan
sendirinya membuat diriku rela memperjuangkan dan mengorbankan apapun, tidak
setengah-setengah. Semangat, energi dan motivasi yang muncul karena yakin bersamanya
dapat membuatku menjadi baik dan semakin baik. Dan dari dulu aku bukanlah tipe
cowok playboy, aku mencintai satu
wanita dan setia padanya.”
Oh my Rabb....nyentuhnya
itu di dalam sini (sambil nyentuh dada, Hehe)
Dalam hati aku bergumam,”kok kayak
aku banget?”.
Kalimatnya ngena banget dalam hati. Sepertinya kalimat di atas ampuh untuk
menjawab kekhawatiran orangtua nanti.
-semoga-
Sebenarnya gimana ya?
Ingin rasanya orangtua memberi kepercayaan pada puteranya, mendukungnya
dan tetap memperhatikannya. Apalagi yang ingin dilakukan putera mereka bukan lah
perbuatan buruk, kriminal ataupun perbuatan dosa. Dia hanya ingin menyampaikan
keseriusannya mencintai pasangan dan siap menikah. Merupakan suatu yang wajar bila
di kemudian hari Dia berhadapan dengan suatu masalah atau keadaan yang tidak
diinginkan, namun orangtua selalu ada untuk mendukung dan memberi solusi. Bukan
malah mencemooh atau bahkan mengungkit-ungkit masa lalu yang dibumbui
pernyataan menyakitkan seperti “bahwa dari awal kami sebenarnya berat meridhai,
kalian pasti akan begini, akan begitu, dan sekarang kalian rasakan”.
Ya Allah, betapa rapuhnya bila
mendapat respon seperti itu dari orangtua sendiri. Gak sanggup ngebayangin dan
bukan main pilu nya.
Semoga tidak terjadi dalam
kehidupan kita nanti ya teman...! (aamin)
Dear Bapak dan Mamak terbaik yang Allah titipkan padaku,
Biarkan aku belajar mencintainya dengan serius,
Dengan ikatan halal yang diridhai Ilahi Rabbi,
Aku tahu tak akan mudah menjalaninya,
Tapi kami akan tegar bila kami didukung tetap bersama,
Bila kami tidak dicemooh perkataan yang amat pilu,
Kami sudah menjalani banyak hal bersama,
Kami disayangi, kami dihormati, kami disanjung,
Tapi kami juga pernah dibenci, dijauhi, dan pasang surut dalam hubungan
ini,
Tapi kami kembali bersama, kami kembali dekat,
Dan kami tahu, itu belum berarti apa-apa jika dibandingkan setelah kami
bersatu nanti,
Pasti akan banyak hal yang tidak terduga di sana nanti,
Kami sadar sepenuhnya, kami adalah manusia biasa dan bersalah,
Tolong tetap berada disamping kami ketika memperbaiki kesalahan itu,
Kami rintis komitmen untuk tetap saling menguatkan,
Siap mandiri, bersakit-sakit dan tidak dimanja lagi,
Siap menerima kekurangan pasangan,
Menghadapi masalah tidak melebar kemana-mana lagi,
Kami sungguh merasa sejiwa,
Satu pikiran, saling melengkapi satu sama lain,
Merasa Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan,
Maka dialah teman hidup saat ini dan nanti,
Dear Bapak dan Mamak Tersayang,
Berilah ridha dan restumu pada kami.
Aku berjanji akan tetap berusaha memperhatikan Bapak dan Mamak,
Adek-adekku tersayang, teman sedarah dagingku,
Menyayangi kalian,
Karena melalui kalian lah pertama kali aku mengenal kasih sayang itu,
**************************************************************