Jangan Putus Asa !! | Banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara soal putus asa. Diantaranya, Surat Hud ayat 9, Surat Yusuf ayat 87, Surat Al-Ankabut ayat 23, Surat Fushshilat ayat 49, Surat Az-Zumar 53.
Dalam menafsirkan ayat-ayat putus asa itu, ahli tafsir Al-Qur’an kenamaan, Abul Fida’ Imaduddin Ismail bin Umar bin Katsir al-Qurasyi al-Bushrawi ad-Dimasyqi, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Katsir, memberi pengertian yang amat tepat, yaitu ketika ditimpa kegagalan, seorang yang berputus asa menganggap sudah tak ada lagi kebaikan bagi dirinya. Tentunya kita semua tidak menginginkan keputus asaan hinggap pada diri kita, bukan? Karena itu pula, Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang orang-orang yang beriman berputus asa dari rahmat Allah.
"Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (QS. Yusuf ayat 87).
Dari ayat diatas, sangatlah jelas bahwa putus asa itu bukanlah sifat orang beriman. Bahwa semua orang yang terbukti sanggup meraih prestasi di bidangnya dengan serangkaian perjuangan yang dilakukannya, sebetulnya mereka telah beriman meski itu tidak ia katakan. Sebaliknya, banyak orang yang hafal rukun iman, tetapi langkah hidupnya gampang digoyang oleh kenyataan. Iman demikian tak akan sanggup menghasilkan keamanan dalam jiwa.
Seseorang Bertanya :
“Apakah putus asa juga sama dengan rasa takut akan menghadapi masa depan?dan rasa takut tak sanggup hadapi beratnya hidup..bagaimana mengatasinya?”
Jika kita memahami dan meyakini hakekat Kehidupan yakni ujian, maka kita akan lapang dada ketika menerima cobaan, musibah dan siap mental untuk menerima tantangan kehidupan dariNya....
Perasaan-perasaan negatif seperti kesedihan, kekhawatiran, dan frustrasi merupakan perasaan-perasaan yang umum dirasakan oleh banyak orang. Merupakan suatu hal yang wajar jika anda merasa kecewa setelah mengalami kegagalan, sedih, perpisahan atau kehilangan.
Sekali lagi, perasaan-perasaan tersebut adalah hal yang wajar dan dalam beberapa kejadian, perasaan-perasaan tersebut justru dapat digunakan untuk keuntungan kita karena perasaan-perasaan tersebut menunjukkan kelemahan kita.
Setelah kita menyadari bahwa apa yang kita anggap wajar tadi itu sebenarnya adalah merupakan bagian kelemahanyang ada pada diri kita, maka jadikanlah pengalaman yang muncul dari kondisi negatif dalam hidup kita tersebut uutuk dapat memberikan keberanian dan kemauan untuk mengubah hidup serta menjadi kekuatan kita untuk menangani depresi dan situasi negatif lainnya di masa yang akan datang.
Ringkasnya,
Perbaharuilah imanmu dengan lafazh “laa ilaaha illallah” dan carilah pahala di sisi Allah karena cobaan yang menimpamu. Janganlah sekali-kali engkau katakan: “Andaikan saja hal ini tidak terjadi”, tatkala menghadapi takdir Allah. Sesungguhnya tidak ada taufik kecuali dari sisi Allah. Terus semangat !
Wallahu a'lam bishshawab
Dikutip dari ungkapan Alex Hartono